Home

Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan akan energi listrik. Tak bisa dimungkiri, di masa depan manusia perlu menegosiasikan kebutuhannya akan listrik dengan pentingnya pelestarian lingkungan. Selama ini sebagian besar energi listrik berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil (batubara dan migas) yang mengemisikan CO2. Nyatanya, CO2 adalah salah satu elemen yang membentuk efek rumah kaca, yang pertambahannya secara signifikan telah menyebabkan pemanasan global.

Fakta tentang pemanasan global yang tak terelakkan memicu masyarakat dunia untuk melakukan sesuatu. Earth Hour, sebuah gerakan mematikan alat-alat listrik yang tidak digunakan, dimulai oleh masyarakat Sydney, Australia, pada 2007. Hingga 2012, 7000 kota dari 152 negara di seluruh dunia turut berpartisipasi dalam Earth Hour dan mematikan listrik pada bulan Maret selama satu jam pada pukul 20.30 – 21.30 waktu setempat.

Earth Hour, sebuah aksi global berusaha menyadarkan warga dunia untuk turut beraksi dalam koridor gaya hidup ramah lingkungan. Tagline “I Will, If You Will” digaungkan oleh Earth Hour global untuk menantang setiap individu agar turut berperan memperbaiki gaya hidup. Tagline tersebut diadaptasi oleh Earth Hour Indonesia menjadi “Ini Aksiku, Mana Aksimu?!” untuk membawa semangat global lebih membumi di nusantara.

Berawal dari semangat untuk berpartisipasi dalam mematikan listrik, para pemuda berpendapat bahwa daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin. Dalam kegelapan, setiap individu merenungi seluruh perbuatan manusia yang telah berdampak buruk bagi lingkungan. Di saat bersamaan masyarakat dunia mengisi waktu dengan aksi kreatif ketika energi listrik absen dalam kehidupan mereka.

Sebagai respon atas aksi tahunan Earth Hour sekaligus menjawab tantangan, pemuda Poncosari, Srandakan, Bantul yang tergabung dalam Kelompok Kerja Eduwisata Energi Terbarukan merancang sebuah aksi pembuktian. Berkolaborasi dengan Earth Hour regional Jogja, pemuda Poncosari menyajikan solusi atas kebutuhan energi bersih di masa depan.

EH-Australia-Campaign-Banner-small

Mengadopsi kampanye dari Earth Hour Australia (http://earthhour.org.au/) “Switch OFF for GOOD this Earth Hour and switch ON to Renewable Energy”, sebuah kolaborasi berbagai elemen masyarakat terbentuk untuk mewujudkan sebuah pertunjukan yang sepenuhnya memanfaatkan energi terbarukan. Energi listrik bersih tersebut dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH), yang selama ini telah memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan tepi Pantai Baru, Ngentak, Poncosari.

Energi listrik dari tenaga angin dan tenaga surya bukan lagi simbol ketidakberdayaan dalam penyediaan energi listrik yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Momentum Earth Hour ini adalah titik awal Indonesia untuk mulai melangkah mengejar negara-negara maju yang sudah menjadikan energi terbarukan sebagai sumber energi listrik utama bagi warganya. Pertunjukan kecil “Energi Baru, Suara Baru!” merupakan sebuah momentum untuk menyalakan kreativitas dengan sudut pandang yang ramah lingkungan.

“Lebih dari sebuah konser musik, melainkan sebuah pembuktian bahwa energi terbarukan telah mampu dan dapat diandalkan untuk mendukung kehidupan modern di Indonesia.”

Pertunjukan “Energi Baru Suara Baru!” menjadi sebuah #kolaborAksi yang akan memantik berbagai pihak untuk mulai beralih dan menjadikan Energi Baru Terbarukan sebagai sumber energi bersih menggantikan sumber energi dari bahan bakar fosil. Transformasi membutuhkan proses. Tapi proses panjang selalu diawali dari satu langkah kecil. Dan langkah tersebut akan dimulai pada 28 April 2013 di Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Bantul, Yogyakarta.

Ini Aksiku, Mana Aksimu?!

EH2013-LeoArtwork540x360

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s