Bagi sebagian warga desa yang masih menganut tradisi, merti desa menjadi satu rangkaian yang tidak terpisahkan dari aktivitas bercocok tanam. Merti desa, atau juga dikenal sebagai kegiatan bersih desa, menjadi perwujudan rasa syukur setelah panen.
Hari Kamis siang (16/05) di pendapa salah satu warga Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul, sudah tertata satu set gamelan, gunungan sayur, dan dekorasi dari berbagai hasil panen masyarakat sekitar. Warga juga sudah duduk berkumpul mengelilingi pendapa menunggu kedatangan Ibu Camat Srandakan untuk membuka acara. Setelah kedatangan Bapak Lurah Poncosari Supriyanto, gamelan pun dimainkan.
Segera setelah Ibu Camat Suratini membuka acara, pertunjukan seni tayub dalam rangka Merti Dusun Ngentak dimulai. Dalam sambutannya, Ibu Camat menyampaikan harapannya, “selain “nguri-uri kabudayan (melestarikan kebudayaan) dan perwujudan rasa syukur, semoga merti dusun ini bisa membawa berkah bagi panen di tahun-tahun berikutnya”.
Begitulah perwujudan rasa syukur warga dusun atas berkah yang diberikan-Nya. Banyak atau sedikit itulah yang dinikmati bersama. “Sejak dulu, jauh sebelum saya lahir sudah ada ritual seperti ini,” kata Parjiyo (40). Harapannya, di tahun-tahun berikutnya mereka masih bisa panen dan kembali melakukan merti dusun.